BANJARNEGARA, KOMPAS.TV - Slamet Tohari, dukun pengganda uang yang membunuh 12 orang di Banjarnegara, Jawa Tengah merupakan residivis dalam kasus uang palsu.
Menurut Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, dari hasil penyelidikan digital, Tohari diketahui pada tahun 2019 juga pernah ditangkap di Pekalongan, karena terlibat dalam kasus peredaran uang palsu.
Keterangan Slamet terus berubah-ubah.
Slamet masih ingat asal para korban, namun Slamet lupa nama korban yang telah ia bunuh
Saat ini, tim penyidik terus berupaya memeriksa pelaku agar nama-nama korban pembunuhan berantai ini bisa teridentifikasi.
Polres Banjarnegara membuka pos pengaduan bagi warga yang merasa kehilangan keluarganya, khususnya yang terkait dengan aksi sadis Slamet Tohari, dengan nomor pesan whatsapp 0823-26-44-44-01.
Kepolisian Resort Pesawaran Lampung, membenarkan empat dari 12 orang korban pembunuhan oleh dukun penggandaan uang adalah warga Kabupaten Pesawaran Lampung.
Keempat korban adalah dua pasangan suami istri yang saling kenal dan bersahabat.
Mereka adalah Irsad dan istrinya Wahyu Tri Ningsih warga Desa Tanjung Rejo, serta Suheri dan istrinya Riani, warga Kalirejo.
Kepolisian juga memeriksa seorang warga yang diduga menjembatani komunikasi para korban dengan dukun Slamet Tohari.
Baca Juga Deretan Kasus Praktik Dukun Berujung Kriminal yang Viral di Indonesia di https://www.kompas.tv/article/395254/deretan-kasus-praktik-dukun-berujung-kriminal-yang-viral-di-indonesia
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/395309/mbah-slamet-yang-habisi-nyawa-12-orang-di-banjarnegara-merupakan-residivis-uang-palsu-tahun-2019