GROBOGAN, KOMPAS.TV - Melewati jalan terjal dan berbatu sudah biasa dilakukan oleh siswa dari Dusun Kalitengah, Desa Rejosari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, demi bisa berangkat ke sekolah. Para siswa tidak memiliki pilihan lain. Jalan itu merupakan jalan satu-satunya yang harus dilalui untuk bisa menuju ke sekolah.
Jarak Dusun Kalitengah dengan sekolah memang jauh. Dikarenakan di dusun ini tidak memiliki sekolah sehingga anak-anak terpaksa menempuh perjalanan yang cukup panjang agar bisa sampai di sekolah di desa lain.
Jalanan berbatu dengan kontur yang terjal harus dilewati oleh para siswa dengan berjalan kaki sejauh 1,5 hingga 2 kilometer. Bahkan kondisi jalan bisa lebih parah dan membahayakan jika musim hujan, yakni jalanan tanah berubah menjadi lumpur.
Siswa tak hanya kesulitan saat berjalanan kaki. Namun, siswa yang membawa sepeda motor pun kerap terjebak di lumpur dan membutuhkan bantuan siswa lainnya untuk mendorong atau menarik sepeda motor mereka.
"Soalnya jalannya nggak bisa dilewati sama motor. Sudah dari TK saya melewati jalan ini. Harus lepas sepatu kalau berangkat," ujar Said, siswa.
Rahayu, salah satu siswa lainnya yang melewati jalanan berbatu itu mengaku, jika membawa motor harus berangkat bersama teman-temannya.
"Pernah jatuh, bahkan berkali-kali. Harapan saya adalah supaya ada pembangunan pada jalan kami agar tidak sulit ketika hendak ke sekolah," kata Rahayu.
Akses jalan yang menghubungkan Dusun Kalitengah dengan sekolah sudah lama tidak pernah ada perbaikan sama sekali. Para siswa berharap, jalan menuju ke desanya segera diperbaiki agar akses yang mudah bagi setiap siswa untuk pergi ke sekolah dan setara dengan wilayah lainnya.
#grobogan #jalanterjal #musimhujan
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/390055/siswa-di-grobogan-lewati-jalan-terjal-dan-berlumpur-demi-pergi-ke-sekolah