JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo geram saat mendengar bahwa masih banyak produk impor, yang digunakan di dalam negeri oleh instansi baik pusat dan daerah.
Menurut Jokowi keperluan prajurit baik pakaian makanan bahkan sepatu prajurit bisa dibuat sendiri, bukan impor.
Jokowi juga meminta APBN digunakan untuk pembelian produk dalam negeri dan bukan impor, karena diperoleh dari pajak dan uang rakyat.
Jokowi juga menyebut dalam waktu satu tahun lebih, jumlah produk dalam negeri yang tercatat di sistem E-katalog melonjak drastis dari 50 ribu kini mencapai 3,4 juta produk.
Presiden menegaskan, produk dalam negeri yang masuk ke E-katalog, jangan hanya dilihat tapi dibeli.
Baca Juga Jokowi Sentil Kemhan dan Polri yang Masih Impor Sepatu dan Senjata di https://www.kompas.tv/article/388231/jokowi-sentil-kemhan-dan-polri-yang-masih-impor-sepatu-dan-senjata
Dari data BPS tercatat, nilai impor Indonesia naik dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2019 dan 2020 jumlahnya 2.650 triliun rupiah.
Tahun 2021 jumlahnya naik 3.350 triliun rupiah, kemudian di tahun 2022 naik di angka 3.673 triliun rupiah.
Ada 3 komoditas impor terbesar ke Indonesia, yakni bahan bakar mineral, dengan nilai 54,7 triliun rupiah.
Mesin dan peralatan mekanis, yakni 44,9 triliun rupiah.
Lalu ada mesin dan peralatan elektrik, sebesar 44,9 triliun rupiah.
Pemerintah menargetkan 95 persen angaran pengadaan dan jasa di kementerian dan BUMN digunakan untuk membeli produk dalam negeri, sehingga mambantu meningkatkan ekonomi Indonesia.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/388698/jokowi-geram-apbn-dipakai-beli-produk-impor-pengamat-kebijakan-publik-pengawasannya-lemah