MAGELANG,KOMPASTV - Aktivitas Gunung Merapi yang ada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta pada Senin (13/03/2023) pagi cenderung menurun. Awan panas guguran terakhir terjadi pada pukul 05.23 WIB .
Meski demikian, berdasarkan data dari pos pemantauan Gunungapi Merapi Babadan di Desa Paten Kecamatan Dukun, Magelang, awan panas guguran masih terjadi.
Data kegempaan Gunung Merapi pada pukul 00.00 06.00 WIB terjadi satu kali awan panas guguran. Awan panas guguran (APG) terjadi pada pukul 05.23 WIB, dan angin mengarah ke utara.
Setelah pukul 06.00 WIB, tidak ada awan panas guguran yang terjadi.
Menurut petugas pos Babadan, Yulianto, pengamatan visual dari pos Babadan mengalami kesulitan, karena Gunung Merapi tertutup abu vulkanik di lereng gunung yang beterbangan akibat angin.
"Untuk aktivitas erupsi masih berlanjut, untuk intesistas sudah menurun. untuk APG terjadi pada pukul 00.00-06.00 wib hanya terjadi satu kali dan jarak nya 1.200 ke arah barat daya dan setelah itu hanya didominasi gempa guguran," tutur Yulianto.
Yulianto menambahkan sementara untuk pantauan visual secara umum dari pos Babadan masih terhalang oleh abu vulkanik dan kabut.
"Sementara untuk pantauan visual dari pos Babadan pagi ini masih terhalang oleh kabut dan abu vulkanik" tambahnya.
Gunung Merapi erupsi, muntahkan awan panas guguran (APG), pada hari Sabtu (11/3/2023). Berdasarkan catatan petugas pos pemantauan Gunung Merapi, awan panas guguran terjadi sekitar pukul 12.12 WIB.
Jarak luncur guguran awan panas kali ini lebih dari dua kilometer, mengarah ke hulu Sungai Bebeng dan Sungai Krasak di sisi barat daya.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau masyarakat untuk menjauhi daerah luncuran awan panas guguran atau oleh masyarakat setempat disebut Wedus Gembel. Hingga saat ini status aktivitas Gunung Merapi, masih ditetapkan pada tingkat siaga atau level III
#gunungmerapi #erupsi #wedusgembel
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/387365/aktivtas-menurun-gunung-merapi-masih-tertutup-abu-vulkanik