MALANG, KOMPAS.TV - Berawal dari ayahnya yang seorang kolektor barang antik, seorang pemuda di Kota Malang memiliki ratusan radio kuno dan gramaphone. Selain memiliki nilai sejarah, koleksi pemuda ini juga memiliki nilai jual tinggi.
Wahyu Saputra, pemuda Jalan Ir Rais Kota Malang, memiliki ketertarikan pada radio dan gramaphone antik. Disela kesibukannya bekerja di salah satu perusahaan, Wahyu selalu meluangkan waktu merawat barang koleksinya, radio kuno dan gramaphone. Ketertarikan wahyu pada radio dan gramaphone karena ayahnya yang juga begelut di dunia barang antik.
Wahyu lebih memilih radio dan gramaphone, karena menurutnya dua benda ini memiliki nilai sejarah dan keunikan tersendiri. Meski suara yang dihasilkan tidak sejernih pemutar musik jaman sekarang, justru inilah keunikan dari radio dan gramaphone lawas.
Menurut Wahyu, menjadi kolektor barang antik membuatnya juga harus banyak belajar tentang sejarah radio dan gramaphone yang Ia koleksi, hal ini dilakukan agar radio dan gramaphone yang ia beli terjamin keasliannya.
Jika dulu, bersama ayahnya dirinya kerap blusukan ke kampung kampung untuk mendapatkan barang incaran, namun kini dengan kemajuan teknologi dirinya dimudahkan dengan banyaknya orang yang menawarkan radio dan gramaphone di dunia maya.
Selain itu, informasi dari komunitas juga menjadi cara Wahyu mendapatkan informasi radio kuno. Kini Wahyu memiliki 160 radio kuno dan 5 buah gramaphone, dan yang tertua adalah gramaphone buatan Amerika tahun 1911 dan seluruh koleksinya ini berfungsi dengan baik.
"Suaranya juga unik, yang tidak dimiliki radio sekarang. Kalau gramaphone kita juga belajar, kenapa hanya dengan jarum dan membran bisa menghasilkan suara," Katanya.
Dengan banyaknya koleksi radio dan gramaphone, perawatan secara teratur juga Ia lakukan. Meski koleksinya sudah mencapai ratusan, namun Wahyu mengaku tidak akan berhenti, karena menurutnya ada beberapa radio atau gramaphone yang masih menjadi incaran.
#gramaphone #radioantik
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/378121/pemuda-di-kota-malang-koleksi-radio-lawas-dan-gramaphone