Di usia senjanya, Aton (60 tahun), penyandang difabel asal Purabaya Kabupaten Sukabumi, tak pantang menyerah berjualan sayur keliling kampung.
Hidup berdua bersama sang istri, Ciah (58 tahun), abah Aton tinggal di sebuah rumah panggung sederhana dan sudah lapuk di Kampung Ciawitali RT 004/006, Desa Citamiang, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi.
Abah Aton memiliki keterbatasan fisik, tangan sebelah kanan mengalami cacat permanen dan mata kiri tidak bisa melihat semenjak lahir. Namun itu tak membatasi perjuangannya untuk menghidupi keluarga.
Ia terus berjuang dengan berdagang sayuran eceran hasil nyenteng dari pengepul (tengkulak) yang sudah digelutinya selama 15 tahun.
"Sayuran-sayuran yang dijual keliling kampung, adalah milik tengkulak atau pengepul, jadi nanti bayarnya kalau sayuran laku terjual," kata abah Aton saat ditemui sukabumiupdate.com di rumahnya, Rabu (1/2/2023).
Penghasilan dari berdagang sayuran itu, diakuinya kadang tidak cukup menutupi kebutuhan sehari-hari. Sehingga ia dibantu oleh istrinya yang bekerja sebagai buruh pembersih kebun tetangga.
"Untuk kebutuhan sehari-hari, terutama makan, dibantu juga sama istri, biasanya suka ada yang menyiruh bersih bersih kebun atau ngored kebun. Pendapatan dari dagang sayuran rata-rata Rp25 ribu itu pun kalau dagangan habis terjual. Ya kalau tidak, terpaksa harus puasa atau berhutang ke tetangga, karena tak mau istri kelaparan," lanjutnya.
Dengan penghasilan minim dan tak menentu tersebut, Abah Aton mengaku bisa membeli beras dengan lauk pauk berupa ikan asin saja sudah sangat disyukurinya.
"Kebeli beras sama ikan asin aja udah alhamdulillah bapak mah. Namun saat sakit baik saya, maupun istri, untuk beli obat warung kalau tidak punya uang, terpaksa pinjam ke tetangga," lirihnya.
Kedua pasangan lansia ini mengaku sudah memiliki anak, namun mereka sudah berkeluarga. Abah Aton tidak ingin membahas lebih jauh soal ini.
"Anak sudah berkeluarga, saya tidak ingin merepotkan mereka," ujar Abah Aton.