Ngonten Soal Jabatan 9 Tahun, Pria Ini Dapat Kecaman Dari Kades

Sukabumi Update 2023-01-31

Views 29

Seorang warga di Bengkulu Selatan bernama Apip dipaksa oleh Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) untuk mengklarifikasi dan meminta maaf atas kontennya yang viral di media sosial tentang masa jabatan Kades.

Hal tersebut bermula saat Apip membuat konten berisi kritik terhadap permintaan para kepala desa untuk memperpanjang masa jabatan sampai 9 tahun.

Apip selaku pemilik akun TikTok @apipnurahman mengungkapkan, awalnya dia membuat konten berupa survei kepada warga desa di daerahnya.

Saat itu, dia meminta pendapat warga soal permintaan pada kades soal perpanjangan masa jabatan menjadi 9 tahun.

"Saya menyampaikan pendapat sesuai dengan fakta. Yang dimaksud para kades atas permintaan warga perpanjangan hingga 9 tahun," kata Apip, Senin (30/1/2023).

Survei kecil-kecilan itu dilakukan Apip untuk membuktikan ucapan para kades yang menyatakan bahwa perpanjangan masa jabatan selama 9 tahun adalah atas keinginan warga.

Sebelumnya, para kades mengklaim usulan perpanjangan masa jabatan 9 tahun itu atas permintaan warga.

Namun ternyata, setelah Apip membuat survey tak satu pun warga yang merasa meminta hal itu.

Sehingga berbekal hasil survey itu Apip pun membuat konten soal perpanjangan masa jabatan kades.

"Yang saya tanyakan warga yang mana, karena tidak ada warga yang mengaku atas keinginan mereka," kata Apip.

Setelah kontennya viral, Apip malah menerima surat dari DPD Papdesi Bengkulu Selatan.

Dalam surat tersebut Papdesi meminta Apip segera mengklarifikasi pernyataannya itu serta meminta maaf kepada seluruh kepala desa se-Indonesia karena kontennya itu.

Papdesi disebutnya akan menempuh jalur hukum jika permintaan mereka itu tak dipenuhi Apip.

Papdesi menilai, postingan Apip tersebut telah melukai hati para kepala desa.

"Keinginan para kades ini telah saya lakukan. Tapi mereka masih mengaku belum semua para kades yang setuju. Saya bingung bagian mana dari kata-kata saya yang melukai mereka," jelas Apip.

Share This Video


Download

  
Report form