LAMPUNG, KOMPAS.TV - Bermodalkan rasa penasaran dan kreativitasnya, Maimunah seorang ibu rumah tangga warga Keteguhan, Teluk Betung Timur, Bandar Lampung mampu berkreasi membuat olahan makanan berbahan dasar pare dan melinjo.
Mula-mula, pare yang dikenal dengan rasa pahitnya ini diiris tipis dan direndam selama satu malam hingga selanjutnya masuk dalam proses pencampuran bahan lain seperti tepung terigu, bumbu rempah yang dihaluskan serta penyedap rasa.
Seluruh bahan yang sudah tercampur lalu digoreng hingga kering dan menjadi panganan keripik pare yang gurih tanpa rasa pahit.
Baca Juga Anak Krakatau Erupsi 3 kali Selasa kemarin di https://www.kompas.tv/article/371620/anak-krakatau-erupsi-3-kali-selasa-kemarin
Sementara untuk emping melinjo, Maimunah mengolahnya menjadi stik makanan ringan yang proses pembuatannya pun tidak begitu sulit.
Melinjo yang sudah dihaluskan lalu dituang bersama tepung terigu dan rempah bubuk ke dalam air santan yang sudah dipanaskan.
Setelah menjadi adonan lalu ditambah tepung sagu agar mempermudah proses pencetakan dan digoreng hingga kering.
Dalam sebulan, Maimunah mampu memproduksi lebih dari 800 bungkus makanan ringan yang ia namai "simuley" dengan omzet Rp7-10 juta. Usahanya ini tentu sangat membantu ekonomi keluarga serta beberapa ibu rumah tangga yang ia berdayakan.
"Kita memanfaatkan sumber daya alam yang ada di kelurahan sini untuk dibuat cemilan yang berdaya jual tinggi," ujar Maimunah, pegiat UMKM keripik pare dan melinjo.
Untuk harga per-bungkus makanan ringan keripik pare dan stik melinjo, Maimunah menjual dengan harga Rp10-13 dan memanfaatkan peranan toko oleh-oleh khas lampung serta sosial media sebagai media pemasaran.
Di era yang sudah serba digital saat ini, Maimunah mengajak ibu rumah tangga lainnya untuk bisa berkreasi dan membangun bisnis yang menguntungkan meski hanya dilakukan dari rumah.
#inovasi #irt #oleholehlampung
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/371625/gurihnya-keripik-pare-dan-melinjo