Para pedagang memperkirakan terjadi peningkatan permintaan disebabkan karena mulai pulihnya perekonomian masyarakat saat ini.
Sebelumnya penjualan sempat mengalami penurunan secara derastis akibat pandemi covid-19 yang sempat menerpa dua tahun lalu.
Sebelum pandemi rata-rata sebanyak empat puluh pohon dari berbagai jenis, umur dan ukuran mampu terjual.
Saat kondisi pandemi Covid-19 penjualan menurun derastis mencapai delapan puluh persen, sedangkan setelah pandemi covid-19 berlalu penjualan mulai merangkak naik sebesar empat puluh persen hingga saat ini.
Hal ini diungkap oleh I Made Ardiarsa, salah satu pelaku usaha tanaman buah dalam pot dan tanaman hias di Desa Mengwi Tani, Mengwi, Badung.
Para pembeli biasanya mencari jenis tanaman buah dalam pot mulai berbuah termasuk pohon buah berkategori jenis pohon buah langka diburu.
Para pembeli selain menyukai jenis tanaman buah dalam pot berkategori jenis langka, jenis lainnya juga diminati seperti pohon buah sawo, pohon buah alpukat dan pohon buah mangga dari taiwan maupun australia hingga saat ini.
Para pembeli meyukai tanaman buah dalam pot dikarenakan buah dihasilkan lebih banyak, memliki warna dan rasa buah yang rata-rata lebih manis.
Harga tanaman dibandrol mulai dari tiga puluh ribu hinga mencapai dua puluh lima juta rupiah per perpohonya. Dengan jumlah pembelian rata-rata mulai dari satu hingga ratusan pohon sekali belinya.
Adapun kendala dihadapi hanya luas lahan yang dirasa kurang luas. Karena jika lahan minim akan sulit menambah koleksi varian pohon lainnya. Selain itu juga pohon akan sulit mendapat sinar matahari secara maksimal.
Menurut dirinya peluang bisnis tanaman buah dalam pot masih cerah. Hal tersebut disebabkan karena masih ada orang yang hobi dengan tanaman, namun juga karena lahan yang dimiliki masyarakat terlihat kian berkurang, sehingga pohon buah dalam pot menjadi solusi di tengah minimnya jumlah lahan dimiliki masyarakat saat ini. (Aga)