SEMARANG, KOMPAS.TV - Gelombang laut terus menerus mengikis daratan.
Bagi sebagian warga yang tinggal di pesisir pantai, hal ini adalah ancaman.
Mayoritas warga Tambaklorok Semarang, Jawa Tengah berprofesi sebagai nelayan dan pesisir pantai adalah tumpuan hidup.
Sejumlah fenomena alam seperti abrasi, rob, hingga penurunan tanah sudah biasa bagi mereka.
Warga disini juga mendapatkan dana dari Program Pertanggung Jawaban Sosial Perusahaan dan menamakan diri kelompok Camar, Cinta Alam Magrove Asri dan Rimbun atau Camar.
Kelompok ini fokus menghijaukan kembali Pesisir Tambalorok, Gayamsari, Kota Semarang.
Hutan mangrove menjadi benteng pertahanan warga pesisir karena mampu menyimpan karbon 5 kali lebih banyak dari hutan tropis dataran tinggi.
Mangrove juga dapat melindungi bangunan dari kerusakan akibat badai.
Baca Juga Detik-detik Rumah di Bantaran Sungai Roboh Akibat Abrasi di https://www.kompas.tv/article/355999/detik-detik-rumah-di-bantaran-sungai-roboh-akibat-abrasi
Meredam gelombang besar termasuk tsunami membantu proses pengendapan lumpur yang berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air dan menjadi habitat bagi 100 lebih jenis ikan yang hidup di area mangrove.
Fokus aktivitas mereka adalah menghijaukan wilayah pesisir dengan menanam lebih dari 170.000 bibit dari 5 jenis mangrove di lahan seluas 2 hektar.
Kelompok Camar membudidayakan manggrove dari tunas dan memeliharanya hingga layak ditanam di kawasan konservasi.
Selain itu kelompok Camar juga membuka wisata jelajah Hutan Bakau Semarang di Mangrove Edupark Tambakrejo.
Bagi wisatawan yang ingin menikmati hutan bakau bisa menggunakan perahu motor selama 5 menit.
Di Hutan Mangrove Tambakrejo ini ditanam berbagai macam jenis Mangrove.
Pengujung akan mendapatkan satu jenis pohon mangrove untuk ditanam.
Upaya menanam mangrove ini diharapkan dapat mengurangi dampak ganasnya gelombang air laut.
Menjaga lingkungan bukan hanya angan-angan melainkan tindakan.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/356984/warga-bentuk-kelompok-camar-sebagai-upaya-penyemalatan-pesisir-semarang-yang-terkikis-abrasi