BANDA ACEH, KOMPAS.TV - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, IDAI Aceh, dr. Syafruddin Haris, menyebut kedua anak dengan kasus ginjal akut yang dirawat saat ini terus membaik dan menunjukkan perkembangan, setelah pemberian Antidotum yaitu Fomepizole yang merupakan obat penawar yang berfungsi sebagai penangkal dari keracunan Etilen Glikol. Perkembangan kesehatan mereka terus dipantau oleh tim dokter.
Terkait penyakit gagal ginjal akut ini, Syafruddin Haris menyarankan kepada orangtua, untuk melihat perkembangan kencing anak. Bila anak sebelumnya meminum obat sirup kencing anak dapat dipantau 3 hingga 4 jam sekali. Bila anak memakai diapers, sebaiknya ditimbang dulu berapa berat diapersnya, bila 3 hingga 4 jam diapers masih kosong maka harus diwaspadai, dengan catatan anak meminum obat sirup. Orang tua dapat membawa anak fasilitas kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan anak.
Sementara itu, pelarangan penggunaan obat sirup menurut dr. Syafruddin Haris telah siginifikan menurunkan kasus gagal ginjal akut pada anak ditambah dengan pemberian Antidotum Fomefizole yang cukup efektif mengobati pasien anak gagal ginjal. Data terakhir kasus gagal ginjal di RSUDZA tercatat 30 kasus dengan 22 orang anak meninggal dunia.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/349795/rsudza-masih-rawat-dua-pasien-anak-gagal-ginjal-akut