VIDEO.TEMPO.CO - Sejak 2015, penunjuk utara pada kompas mengarah ke Siberia dengan pergeseran sekitar 48 kilometer per tahun. Pada Senin pekan lalu, para ilmuwan merilis pembaruan arah magnetis dunia. Perubahan ini berpengaruh terhadap pengguna perangkat navigasi global positioning system (GPS), baik sipil maupun militer.
Bagi kebanyakan orang, perubahan ini mungkin tak berpengaruh apa-apa. Tapi bagi orang yang sangat bergantung pada alat navigasi, perubahan ini memiliki dampak cukup signifikan. Sebab, perubahan satu derajat saja berarti perubahan arah yang lumayan besar.
Adanya perubahan pada medan magnet di kutub utara ini menunjukkan ada sesuatu yang aneh, yang sedang terjadi jauh di dalam perut bumi. Hanya dengan mempelajari dan melacaknya, ahli geofisika dari Universitas Leeds di Inggris, Phil Livermore, berharap para ilmuwan dapat memahami apa yang sedang terjadi.
Medan magnet bumi dihasilkan hampir 3.200 kilometer di bawah kaki kita. Medan magnet itu terbentuk oleh bola yang berputar dan terus berputar dalam bentuk logam cair yang membentuk inti bumi. Perubahan aliran bawah tanah itu dapat mengubah garis medan magnet bumi dan kutub tempat mereka bertemu.
Akibatnya, medan magnetis utara tak sejajar dengan selatan secara geografis (titik akhir sumbu rotasi bumi), dan hal ini terus berlangsung. Catatan medan magnet kuno dari batuan yang sangat tua menunjukkan bahwa kutub bahkan dapat membalik, peristiwa yang telah terjadi rata-rata tiga kali dalam hitungan jutaan tahun.Subscribe: https://www.youtube.com/c/tempovideochannel
Official Website: http://www.tempo.co
Official Video Channel on Website: http://video.tempo.co
Facebook: https://www.facebook.com/TempoMedia
Instagram:https://www.instagram.com/tempodotco/
Twitter: https://twitter.com/tempodotco
Google Plus: https://plus.google.com/+TempoVideoChannel