TEMPO.CO, Banyuwangi: Korban tewas terbanyak berada di Kecamatan Kabat yakni 27 orang. Tiga korban di antaranya masih satu keluarga, yakni Arifin, istrinya Husaini serta anaknya Misdi. Inilah dulunya rumah Arifin di Desa Sukojati, Kecamatan Kabat. Rumah ini dulunya dibakar massa hingga ludes. Setelah kematian Arifin, keluarganya yang lain tak berani menempati rumah ini lagi. Setelah diperbaiki, rumah ini pun dijual.
Adik kandung Arifin, Abdullah, bercerita, Arifin beserta istri dan anaknya dibantai dengan keji menggunakan kayu, batu, dan pisau. Ketiganya dibantai di rumah lurah setempat dengan listrik di kampungnya mati total.
Menurut Abdullah, Arifin dan istrinya hanya petani biasa. Sedangkan Misdi penjual kerupuk. Keluarga Arifin dibantai oleh orang-orang kampungnya sendiri. Setelah peristiwa itu, anak-anak Arifin lainnya memilih keluar dari kampung. Oleh karena itu, Abdullah berharap ada keadilan agar nama keluarganya yang dituding tukang santet bersih kembali.
Menurut Abdullah, sebagian dari pelaku pembantaian itu berasal dari kampungnya sendiri. Mereka berpakaian hitam-hitam dan memakai cadar dari sarung ala ninja.
Video Jurnalis: Ika Ningtyas
Editor: Ngarto Februana
Stok Foto: Agus SR, Dokumentasi Memorandum, Subekti
Musik: "Dead Or Alive", JewelBeat.com, free royalty muscik with permission standard license