TIMOR TENGAH, KOMPAS.TV - Menurut Studi Status Gizi Indonesia Kementerian Kesehatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah satu dari 15 zona merah stunting di Nusa Tenggara Timur.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) stunting disebabkan gizi buruk sejak masa janin hingga seribu hari pertama, infeksi berulang karena kurangnya akses ibu dan anak ke layanan kesehatan, serta pola hidup yang tidak bersih, hingga kurangnya stimulasi psikososial.
Sejumlah bayi yang lahir dari ibu yang belum cukup umur, juga berisiko tinggi mengalami stunting.
Organ reporduksi ibu yang belum matang, untuk mengandung dan melahirkan, membuat bayi rentan lahir dengan berat badan rendah.
Ibu di bawah umur belum memiliki pengetahuan, mengenai gizi yang dibutuhkan selama kehamilan.
Baca Juga Tuntaskan Stunting Satgas Yonif Raider 321 Kostrad Buka Layanan Kesehatan di Nduga Papua di https://www.kompas.tv/article/335278/tuntaskan-stunting-satgas-yonif-raider-321-kostrad-buka-layanan-kesehatan-di-nduga-papua
Gizi yang tidak terpenuhi selama kehamilan, berlanjut setelah bayi lahir.
Situasi diperparah, karena pasangan di bawah umur banyak yang belum mandiri secara ekonomi dan bergantung pada orang tua.
Menurut data Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, DP2KB Timor Tengah Selatan, sampai dengan Februari 2022 dari 41.694 anak, sebanyak 12.431 anak di antaranya mengalami stunting dan sejumlah kasus berasal dari ibu di bawah umur.
Upaya menurunkan kasus stunting pun dilakukan, salah satunya adalah dengan mencegah pernikahan dini melalui Posyandu Remaja.
Dalam aktivitias ini, remaja 12-18 tahun diberi pengetahuan tentang gizi, dan risiko pernikahan di bawah umur.
Mereka membicarakan persoalan sehari-hari, mengembangkan potensi dan memupuk rasa percaya diri.
Ibu remaja juga sudah dipersilakan bergabung di posyandu ini.
Mereka diberi pengetahuan tentang menyiapkan makanan bergizi, menggunakan bahan-bahan lokal, seperti singkong, pisang, dan kacang hijau dengan bahan-bahan sederhana, ibu belajar menjauhkan anak dari stunting.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/337158/posyandu-remaja-di-timor-tengah-selatan-jadi-upaya-turunkan-angka-stunting