JAKARTA, KOMPAS.TV - Satu demi satu tabir pembunuhan berencana Brigadir Yosua terkuak ke publik.
Setelah skenario kejadian pada 8 Juli petang di Kompleks Polri, Duren Tiga terungkap.
Bukan tembak-menembak seperti awalnya kata polisi, ternyata pembunuhan berencana.
Kini yang sebentar lagi diungkap adalah hasil otopsi jenazah Yosua.
Ini adalah otopsi kedua yang dilakukan Tim Independen.
Karena polisi tak dipercaya keluarga Yosua.
Otopsi pertama oleh polisi mendukung skenario tembak menembak arahan Irjen Ferdy Sambo, yang kini tersangka pembunuhan berencana Yosua.
Baca Juga Rampas HP Bocah Di Dalam Rumah, Polisi Tangkap Dua Pelaku di https://www.kompas.tv/article/321288/rampas-hp-bocah-di-dalam-rumah-polisi-tangkap-dua-pelaku
Sementara otopsi kedua untuk membuktikan apakah yang terjadi sebetulnya adalah pembunuhan, dan apa saja yang telah terjadi terhadap Yosua dalam proses kematiannya.
Tapi perjalanan membuat otopsi kedua tak mudah.
Setelah meninggal ditembak pada 8 Juli, hampir 3 pekan kemudian 27 Juli otopsi kedua baru dilakukan.
Demi hasil yang bisa dipercaya, Tim Forensik berasal dari Persatuan Dokter Forensik Indonesia yang melibatkan satu Dokter Forensik TNI Angkatan Darat.
Dan kondisi jenazah yang sudah terkubur lama, jadi tantangan para dokter forensik.
Karena itu, tim dokter meminta waktu 3-6 pekan untuk mendapatkan hasilnya, supaya bisa yakin hasilnya dan bisa dipertanggungjawabkan di pengadilan.
Baca Juga Demokrat Usul Jenderal Listyo Sigit Nonaktif, Trimedya: Kapolri On The Track Kok di https://www.kompas.tv/article/321271/demokrat-usul-jenderal-listyo-sigit-nonaktif-trimedya-kapolri-on-the-track-kok
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/321298/otopsi-kedua-untuk-buktikan-apakah-yang-terjadi-adalah-pembunuhan-apa-yang-sebenarnya-terjadi