PAKISTAN, KOMPAS.TV - Sejak beberapa bulan terakhir, Pakistan dilanda gelombang panas yang sangat terik dan suhu di sejumlah daerah mendekati 49 derajat celsius.
Panas yang ekstrem membuat kehidupan sehari-hari menjadi sulit karena krisis air dan berdampak terhadap kesehatan warga terutama anak-anak.
Dengan kondisi cuaca panas, banyak pekerja yang tetap harus mencari nafkah.
Diperkirakan ada 18.000 pekerja yang berada di perkotaan hingga perdesaan menjadi pekerja kasar dan mereka mencoba bertahan dengan mengatasi suhu tinggi.
Salah satunya dengan banyak minum air, namun tak semua warga memiliki akses air bersih.
Baca Juga Sampai di Polandia, Jokowi dan Iriana Langsung Bertolak ke Moskow Rusia di https://www.kompas.tv/article/304637/sampai-di-polandia-jokowi-dan-iriana-langsung-bertolak-ke-moskow-rusia
Gelombang panas membuat sejumlah daerah juga mengalami krisis air, dan untuk mendapat air bersih warga harus membelinya.
Gelombang panas juga berimbas pada kesehatan warga.
Jumlah pasien terutama anak anak di Rumah Sakit Pusat Kabupaten meningkat sejak gelombang panas terjadi pada bulan Mei kemarin.
Namun, fasilitas kesehatan pun tak bisa memberikan pelayanan maksimal karena jumlah kapasitas tempat tidur rumah sakit dan tenaga kesehatan tidak memadai.
Para ilmuwan mengatakan bahwa gelombang panas terjadi karena dipicu perubahan iklim dan diprediksi bahwa gelombang panas di Jacobabad akan terus terjadi dan berulang.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/304644/pakistan-dihantam-gelombang-panas-esktrem-akibatkan-krisis-air-dan-serang-kesehatan-anak-anak