PONOROGO, KOMPAS.TV - Lonjakan wabah penyakit mulut dan kuku pada sapi di Ponorogo, Jawat Timur, semakin mengganas. Puluhan ekor sapi dilaporkan mati setiap hari, sementara ratusan lainnya terinfeksi. Warga pun semakin kesulitan melakukan penguburan bangkai - bangkai sapi terpapar PMK.
Senin (20/6/2022) siang, 18 ekor sapi di Desa Pudak Kulon dan Desa Krisik, Kecamatan Pudak, mati terinfeksi wabah PMK dan secara bergantian dikubur di pemakaman masal di hutan desa setempat.
Hampir setiap hari sejak sepekan terakhir, puluhan ekor sapi di Kecamatan Pudak, mati akibat wabah yang sama. Sementara, 5 ribu ekor lebih kini terinfeksi wabah PMK.
Ratusan warga di 6 desa di Kecamatan Pudak, kini kewalahan melakukan penguburan bangkai - bangkai sapi yang mati akibat terpapar wabah PMK. Selain lokasi yang jauh dan sulit dijangkau, warga juga kesulitan mengevakuasi bangkai dan menggali lubang - lubang besar dengan cara manual.
Dari data desa dan kecamatan, sejak wabah melanda, dilaporkan sekitar 500 ekor sapi mati, sementara ribuan lainnya terinfeksi. Selain berharap penanganan serius terkait pengobatan, warga juga berharap bantuan alat berat untuk proses penggalian tanah untuk bangkai sapi.
Beberapa lokasi pemakaman massal, kini juga mulai membusuk. Pasalnya warga juga harus fokus pada pengobatan dan perawatan sapi - sapi mereka yang masih tersisa.
Dinas setempat telah menambah tenaga medis hewan dan pengiriman pengobatan, namun hingga kini, angka kesembuhan sapi terpapar PMK masih rendah. Justru kematian sapimasih terus terjadi setiap hari.
#beritaponorogo
#penyakitsapi
#sapimati
#pmkponorogo
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/301803/banyak-sapi-mati-warga-kewalahan-kubur-sapi