JAKARTA, KOMPAS.TV - Warga rela antre dan berdesak-desakan, berharap mendapatkan bantuan minyak goreng dan sembako dari Gubernur Jawa Timur di Ponorogo.
Tak sedikit dari mereka yang antre adalah lansia.
Salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta menilai adanya penurunan daya beli masyarakat dari jumlah penjualan harian.
Sementara pembeli daging misalnya hanya bisa mengurangi porsi usahanya, menghindari kerugian dampak kenaikan harga.
Baca Juga Dua Cara Pemerintah Distribusikan Minyak Goreng Rp14 Ribu ke Masyarakat, Salah Satunya Lewat Bulog di https://www.kompas.tv/article/283716/dua-cara-pemerintah-distribusikan-minyak-goreng-rp14-ribu-ke-masyarakat-salah-satunya-lewat-bulog
Dari Survei Litbang Kompas 5 hingga 9 April lalu, 31,8 persen responden pernah mengalami kesulitan membeli kebutuhan pokok karena langka dan mahal.
27,6 persen mengaku sulit karena mahal dan 11, 6 persen sulit karena langka dan 29 persen tidak mengalami kesulitan.
Dalam Survei Litbang Kompas publik menilai pemerintah tidak mampu mengendalikan kenaikan harga kebutuhan pokok selama bulan puasa.
66,3 persen menilai tidak mampu, 32,5 persen menilai mampu dan sisanya menjawab tidak tahu.
Untuk menahan daya beli masyarakat yang terancam kenaikan harga kebutuhan pokok, pemerintah menyalurkan bantuan langsung tunai minyak goreng senilai Rp300 ribu dari anggaran Rp6,4 triliun.
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, harga kebutuhan pokok dipastikan akan meningkat seiring permintaan melonjak.
Pemerintah didesak mengawasi ketat pasokan dan potensi permainan harga yang merugikan masyarakat.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/283738/tak-hanya-kalangan-tertentu-kelangkaan-bahan-pokok-berdampak-pada-semua-kalangan-masyarakat