JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Perdagangan, Kementerian Investasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM, serta Kementerian Perindustrian bersinergi menggelar acara pertemuan G20 Trade, Investment, and Industry Working Group, pada September mendatang.
Sinergi ini dilakukan sebagai upaya mendukung Presidensi G-20 Indonesia tahun 2022, dalam pemulihan ekonomi global melalui peningkatan peran perdagangan, investasi, dan industri.
Sebagai tuan rumah Presidensi G20, Indonesia memanfaatkan momentum tersebut dengan menggelar pertemuan G20 Trade, Investment, and Industry Working Group, atau TIIWG yang akan berlangsung pada bulan September nanti.
Terdapat tiga subtema besar yang akan menjadi pembahasan di perhelatan G20 TIIWG, yaitu arsitektur global, transformasi digital, dan transisi energi hijau atau energi terbarukan.
Baca Juga Deklarasi Youth Movement For G20 Diharapakan Bisa Menyukseskan Presidensi Indonesia. di https://www.kompas.tv/article/259790/deklarasi-youth-movement-for-g20-diharapakan-bisa-menyukseskan-presidensi-indonesia
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menyampaikan ketiga tema tersebut menjadi tantangan utama dari kegiatan ekonomi dan peradaban dunia saat ini.
Sementara itu Menteri Investasi, yang juga Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM, Bahlil Lahadalia menjelaskan fokus pemerintah Indonesia saat ini yaitu mendorong investasi berkelanjutan dan investasi inklusif.
Ia juga menargetkan investasi yang akan masuk sekitar Rp200 hingga Rp250 Triliun, dari penyelenggaraan forum G20 Trade, Investment, and Industry Working Group, TIIWG.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menambahkan Indonesia telah bersiap mengadopsi Industri 4.0 yang dapat meningkatkan efisiensi pada konsumsi industri.
Tentu efisiensi ini akan meningkatkan industri atau menambah responsibility terhadap konsumsi sumber daya sehingga dapat mempercepat penerapan industri hijau.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/259826/indonesia-jadi-tuan-rumah-presidensi-g20-pada-september-mendatang-para-menteri-gelar-pertemuan