JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah laboratorium yang menggelar tes Covid-19 kewalahan memenuhi permintaan tes korona.
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, bahkan mengakui laboratorium kesulitan dan mengalami kekeliruan saat memasukkan data karena beban tes Covid-19 yang melonjak dari hari biasanya.
Budi mengakui tingginya jumlah tes Covid-19 per hari akibat penyebaran Omicron mengakibatkan data yang tidak sinkron di aplikasi PeduliLindungi.
Banyak hasil tes Covid-19 yang juga belum muncul di PeduliLindungi karena jumlah tes yang biasanya antara 250 ribu hingga 300 ribu per hari, kini melonjak hingga 500 ribu setiap harinya.
Akibatnya, pihak laboratorium kesulitan untuk memasukkan data ke aplikasi PeduliLindungi.
Sebelumnya, peningkatan permintaan tes usap PCR maupun antigen juga mengakibatkan antrean panjang di sejumlah lokasi tes.
Seperti yang terjadi di kawasan Kembangan Raya, Jakarta Barat. Kebanyakan yang antre adalah warga yang kontak erat dengan pasien positif Covid-19.
Antrean kendaraan untuk tes Covid-19 secara drivethru juga terlihat di Jalan Raya Siliwangi, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Jumlah warga yang diperiksa meningkat hingga enam kali lipat, dari hari biasanya.
Informasi dari Menkes Budi, ada tiga provinsi yang tingkat penularan Covid-19 nya, sudah melampaui jumlah kasus gelombang varian Delta tahun lalu; yakni DKI Jakarta, Banten, dan Bali.
Meski demikian, Menkes tetap meminta masyarakat tenang karena jumlah keterisian rumah sakit sekaligus angka meninggal dunia lebih rendah dan tetap terkendali.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/259365/soal-hasil-tes-covid-19-tak-sinkron-menkes-budi-lonjakan-tes-laboratorium-sulit-masukkan-data