KLATEN, KOMPAS.TV - Mengubah ban bekas menjadi barang bernilai jual kini menjadi bagian dari keseharian Panggah Hastanto, pria berusia 53 tahun warga Desa Pundungsari, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Panggah yang sebelumnya berprofesi sebagai seorang dalang, kini beralih profesi dan berkreasi menggunakan ban bekas. Karena semasa pandemi Covid-19 tidak ada pertunjukkan pentas akibat aturan larangan berkerumun.
Ide brekreasi dengan ban bekas ini berawal ketika Panggah melihat ban bekas yang tidak terpakai dan menjadi sarang nyamuk. Lalu ia pun berupaya memanfaatkan ban bekas menjadi pot bunga, jaran kepang, mobil-mobilan, hiasan angsa di taman hingga kursi yang terbilang unik, dengan harga bervariatif, mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 150 ribu. Semua kerajinan ini dibuat oleh Panggah secara otodidak.
"Kebetulan ada tetangga yang punya ban ditaruh di kebun. Saya lihat ada genangan air, daripada buat sarang nyamuk saya ambil. Saya coba belah pakai karter ternyata bisa, akhirnya ide saya itu saya lanjutkan beli ban," kata Panggah.
Sebagai seorang seniman, pandemi Covid-19 sangat berdampak bagi kehidupan seorang dalang. Meski demikian, Panggah tidak pernah patah semangat. Ia terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Pandemi Covid-19 memang memberikan dampak bagi sejumlah Sektor. Panggah pun berharap, pandemi dapat segera berlalu sehingga sektor seni bisa kembali bangkit.
#klaten #dalang #covid-19
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/254460/sepi-job-dalang-manfaatkan-ban-bekas-jadi-kreasi-unik