KOMPAS.TV - Lagi dan lagi pemerintah berencana menghapus peredaran bahan bakar minyak BBM jenis premium, alasannya premium adalah bahan bakar bertimbal yang dinilai tak ramah lingkungan.
Namun, Kementerian Keuangan memberi sinyal akan tetap memberikan subsidi BBM jenis pertalite karena di dalamnya masih ada campuran premium.
"Soal pertalite, premium ini kan ada yang dijual langsung kepada masyarakat dan ada yang dijadikan campuran untuk pertalite. Ini juga bisa diberikan subsidi dalam perpres itu, bisa kami alokasikan (subsidi) tetapi yang disubsidi tetap yang premium (campurannya)." Tutur Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi persnya kemarin dan dikutip Kontan.co.idi.
Baca Juga Kenaikan Harga Elpiji dan Penghapusan Premium Berbarengan, Politikus PKS: Pemerintah Ugal-ugalan di https://www.kompas.tv/article/246774/kenaikan-harga-elpiji-dan-penghapusan-premium-berbarengan-politikus-pks-pemerintah-ugal-ugalan
Mengacu pada data dari Pertamina kontribusi penjualan BBM di Indonesia hingga Oktober 2021 masih didominasi BBM jenis pertalite sebesar 50 persen, disusul solar, pertamax, premium, lalu pertamax turbo.
Pertamina pun memastikan belum akan menghapus BBM jenis pertalite dalam waktu dekat.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menyebut, dilihat dari anggaran saat ini bahan bakar jenis premium masih tersedia.
Sementara itu pengamat Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, saat ini adalah waktu yang tepat untuk menghapus premium, namun pertalite dipertahankan dulu.
Menurut Fahmi alasan premium dihapus saat ini karena menghasilkan gas buangan yang cukup besar sehingga tidak ramah lingkungan.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/248387/dinilai-tidak-ramah-lingkungan-bbm-jenis-premium-akan-dihapus