JAKARTA, KOMPAS.TV Arkeolog dari Universitas Indonesia (UI) Junus Satrio Atmodjo pembangunan MRT Jakarta dalam sebuah diskusi virtual angkat bicara terkait temuan rel trem zaman belanda di proyek MRT Jakarta fase 2.
Temuan rel trem diperkirakan memiliki panjang hingga 400-an meter.
Jaringan rel trem ini memiliki dua lajur ini nantinya akan dipindahkan berdasarkan kelompok komponennya, seperti rel, baut, kayu dan lainnya.
"Tindak lanjutnya ada. Kita lihat kondisi lapangan. Yang jelas pada masa itu ada 2 hal yang kita lakukan, pemantauan atas kondisi temuan tadi, ada bantalan skrup, baut, ini statusnya objek diduga cagar budaya, sehingga penanganannya profesional."ujar Arkeolog dari Universitas Indonesia (UI) Junus Satrio Atmodjo.
Baca Juga Begini Nasib Rel Trem Zaman Kolonial yang Ditemukan PT MRT Jakarta di https://www.kompas.tv/article/245865/begini-nasib-rel-trem-zaman-kolonial-yang-ditemukan-pt-mrt-jakarta
Berikutnya Junus menjelaskan nantinya ada pengawasan konservasi pada rangkaian rel trem tersebut.
"Teman-teman di DKI sudah kasih indikasinya pengembalian, ditanam di situ, dikembalikan ke permukaan jalan, bentuknya kita belum tahu, apabila itu dikembalikan harus kita bersihkan, memunculkan inskripsi-inskripsinya, mengawetkan bantalan-bantalan yang terbuat dari kayu tidak lapuk. Kita temukan semua dalam keadaan kering. Penyimpanan 4 tahun di daerah terbuka, apalagi Jakarta Utara lembab harus ada perilaku yang berbeda."jelas Junus.
Meski begitu Junus mengakui akan ada kesulitan pada proses pemindahan, karena pencopotan akan dilakukan satu persatu.
"Pemindahannya yang sulit pengangkutannya pencopotan akan kita pretelin satu persatu, rel dengan rel, baut dengan baut, bantalan kayu dan baja kita kelompokan sesuai kelompoknya,"ungkap Junus.
Video Editor: Androw
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/246491/begini-penampakan-temuan-rel-trem-zaman-belanda-pada-proyek-mrt-jakarta-fase-2