LUMAJANG, KOMPAS.TV - Tim SAR bersama sukarelawan, memasang garis pengaman di lokasi rawan.
Beberapa di antaranya seperti di jalur alternatif antar dusun, di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Jalur alternatif desa ini menghubungkan antara Dusun Sumbersari dengan Dusun Curah Kobokan.
Selain menjadi jalur alternatif, di lokasi ini juga terdapat lokasi penambangan pasir, sekaligus aliran lahar dingin Gunung Semeru.
Bahkan hingga kini, masih terlihat kepulan asap yang membahayakan bagi warga yang melintas.
Melalui pemasangan garis pengaman, diharapkan dapat mencegah kedatangan warga tak berkepentingan demi keselamatan mereka.
Diperkirakan, di lokasi ini terdapat beberapa warga yang hilang saat bencana Semeru terjadi.
Baca Juga Setia Menunggu Ayah, Anak Ini Datang ke Wilayah Evakuasi Bencana Gunung Semeru di https://www.kompas.tv/article/240661/setia-menunggu-ayah-anak-ini-datang-ke-wilayah-evakuasi-bencana-gunung-semeru
Awan panas guguran Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, memaksa semua warga terdampak mengungsi.
Meski demikian, saat diizinkan petugas, sebagian warga memilih kembali ke rumah untuk membersihkan dan menyelamatkan sejumlah barang berharga mereka.
Untuk mengantisipasi bencana Gunung Semeru ini terulang lagi; baik di lokasi yang sama maupun pada gunung vulkanik lainnya, Pakar Geologi Institur Teknologi Sepuluh November (ITS), Amien Widodo meminta pemerintah untuk melakukan langkah preventif.
Salah satunya adalah dengan membangun banyak sensor; mulai dari sensor gempa, sensor lahar, sensor panas, dan yang lainnya.
Bukan hanya itu, kuantitas dari sensor ini pun harus banyak sehingg data yang didapat akan lebih akurat.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/240677/belajar-dari-semeru-pakar-geologi-supaya-terdata-pemerintah-harus-pasang-banyak-sensor-bencana