LUMAJANG, KOMPAS.TV - Bangunan yang rusak akibat terjangan awan panas Semeru kini menjadi pemandangan baru yang dilihat Sri Wati setiap kali pulang ke rumahnya di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Meski rumahnya masih tampak berdiri, dinding rumahnya roboh, begitupun dengan perabotnya yang sudah tidak lagi bisa digunakan.
Sri Wati pun meminta perhatian pemerintah. Ia ingin dipindahkan Ke lokasi lain yang lebih aman.
Ida, warga Desa Supiturang, juga mengharapkan bantuan yang sama.
Ida kini tidak lagi merasa aman kembali ke rumah.
Ida berharap, bisa mendapatkan rumah yang lebih layak untuk ditempati.
Tinggal di pengungsian dan berbagi tempat dengan banyak warga lain tentu bukan hal yang nyaman.
Banyaknya warga yang mengungsi membuat lokasi pengungsian terasa sesak.
Kondisi ini membuat Slamet dan dua saudaranya memilih tidur di atas bak truk miliknya.
Warga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro ini memasang terpal di atas bak truknya agar terhindar dari panas dan hujan.
Pakar manajemen bencana, Puji Pujiono menyebut, saat ini yang menjadi fokus adalah menyelamatkan hidup dan kehidupan pengungsi.
Relokasi menjadi pilihan terakhir, dan warga juga harus dikuatkan dengan kepekaan bencana, terutama mereka yang tinggal di kawasan rawan bencana.
Harapan akan hunian baru yang lebih aman kini dinanti para pengungsi.
Tak hanya hunian, namun pendampingan psikologis warga kini juga jadi perhatian, agar para penyintas ini bisa kembali melanjutkan kehidupan.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/240232/kisah-pengungsi-korban-bencana-semeru-ada-yang-mengungsi-di-bak-truk-ditutupi-atap-terpal