KOMPAS.TV - Plt Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari menyatakan kronologi dari aktivitas guguran awan panas Gunung Semeru bahwa dari pukul 14.47 WIB, seismograf sudah terlihat adanya getaran meskipun belum mengamati adanya guguran awan panas.
Pada 14.50 WIB, masyarakat dan penambang sudah diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di aliran sungai. Pukul 15.10 WIB, pos pengamatan Gunung Semeru sudah mengamati adanya guguran awan panas yang meluncur ke arah Desa Kobokan, dimana arah tempat penambangan.
Baca Juga Tertinggi Ketiga di Indonesia, Ini Fakta-fakta Menarik Soal Gunung Semeru! di https://www.kompas.tv/article/238669/tertinggi-ketiga-di-indonesia-ini-fakta-fakta-menarik-soal-gunung-semeru
Tim evakuasi, BPBD Kabupaten Lumajang sudah turun ke lokasi untuk melakukan pemantauan dan evakuasi pada pukul 15.30 WIB. Evakuasi sudah berjalan menggunakan sarana transportasi yang tersedia, seperti mobil BPBD dan mobil warga, termasuk mobil relawan.
Pada pukul 16.40 WIB, laporan yang diterima, getaran seismograf sudah mengecil, tentunya hal ini diharapkan aktivitas gunung berkurang.
Sementara untuk warga sedang mengungsi di tempat pengungsian, seperti masjid, sekolah dan tempat-tempat lain yang aman.
Selain itu, warga juga sempat melihat langsung di suatu wilayah di Kecamatan Pronojiwo bahwa sekitar 30 rumah sudah ambruk, karena rumah-rumah tersebut berada di sekitar jalur aliran lahar Gunung Semeru.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/238676/bnpb-jelaskan-kronologi-terkait-aktivitas-guguran-awan-panas-gunung-semeru