KOMPAS.TV Bahasa isyarat merupakan bahasa non-lisan yang sebagian besar digunakan tunarungu atau tunawicara untuk berkomunikasi melalui bahasa tubuh seperti gerakan tangan, gerakan lengan, gerakan tubuh, serta ekspresi wajah.
Pengakuan terhadap bahasa isyarat adalah bagian dari pemenuhan hak-hak disabilitas sebagaimana dijamin dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
Federasi Tuli Dunia (WFD) mencatat, ada sekitar 72 juta orang di dunia mengalami masalah pendengaran. Lebih dari 80 persennya tinggal di negara berkembang dan menggunakan bahasa isyarat.
Sementara menurut PBB, teman tuli memiliki 300 bahasa isyarat yang berbeda di seluruh dunia. Untuk diketahui, tidak ada bahasa isyarat yang universal di dunia, termasuk Indonesia.
Ada dua jenis bahasa isyarat yang digunakan di Indonesia, yaitu SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) dan BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia).
Baca Juga Ketika Risma Dikritik karena Paksa Tunarungu Bicara di Peringatan Hari Disabilitas Internasional di https://www.kompas.tv/article/237912/ketika-risma-dikritik-karena-paksa-tunarungu-bicara-di-peringatan-hari-disabilitas-internasional
SIBI merupakan bahasa isyarat yang berkembang dari serapan bahasa isyarat Amerika (American Sign Language), dan digunakan sebagai pengantar komunikasi di kurikulum sekolah luar biasa (SLB).
Dalam penerapannya, SIBI sudah diresmikan dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 serta dibakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 30 Juni 1994 menjadi sistem isyarat untuk teman Tuli.
Sementara itu, BISINDO adalah bahasa isyarat yang berkembang secara alami dari kebutuhan teman tuli. Dilansir dari Tempo.co, BISINDO berasal dari bahasa Indonesia yang digunakan sehari-hari.
Dibandingkan dengan SIBI, BISINDO dianggap lebih mudah dipahami dan sesuai dengan perkembangan bahasa Indonesia, karena hal tersebut merupakan salah satu budaya yang lahir dan berkembang dari kaum tuli di Indonesia.
Selain itu, penggunaan BISINDO juga dipengaruhi oleh interaksi nilai-nilai dalam suatu wilayah, sehingga memiliki keunikan dan ciri khas di setiap daerah.
(*)
Grafis: Agus Eko
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/238193/indonesia-gunakan-2-jenis-bahasa-isyarat-apa-saja