BULELENG, KOMPAS TV - Prasi, cerita bergambar di daun lontar kini dilombakan. Lomba membuat prasi dilakukan, untuk membangkitkan kembali minat anak muda untuk menekuni membuat prasi, sebagai warisan budaya.
Empat puluh enam orang, menjadi peserta lomba prasi, yang dilaksanakan di Puri Seni Sasana Budaya Buleleng. Prasi adalah cerita bergambar di atas daun lontar.
Saat ini tak banyak lagi yang menekuni membuat prasi. Secara sederhana prasi terlihat seperti komik dengan lontar sebagai media menggambar.
Lomba prasi, digelar oleh unit pelaksana tenis Dinas, UPTD, Museum Lontar Gedong Kertya, Dinas Kebudayaan Buleleng. Lomba ini digelar untuk menggali kembali tradisi melukis di daun lontar, dikalangan genarasi muda. Setiap peserta diwajibkan untuk mengambar, kisah pewayangan arjuna wiwaha, yang diambil dari penggelan cerita mahabarata.
Setiap peserta diberikan waktu selama tiga jam untuk menyelasikan satu gambar diatas selembar lontar. Secara perlahan peserta mengerjakan prasi.
Lontar digambar tokoh pewayangan, dengan mengunakan pisau yang disebut keropak. Selanjutnya guratan-guratan keropak, digosok dengan arang kemiri. Butuh ketelitian yang tinggi dalam mengerjakan prasi, jika salah untuk menguratkan keropak, peserta harus mengambar ulang dari awal.
Prasi, lontar bergambar ini, keberadaanya sudah sangat jarang ditemukan, jumlah koleksi yang dimiliki oleh UPTD, Museum Lontar Gedong Kertya.
Selain itu pelukisnya pun sudah sangat jarang. Lomba ini diharapkan dapat menjadi stimulus untuk kembali lagi masyarakat terutamanya generasi muda mau menekuni prasi. Prasi merupakan kekayaan intelektual dalam warisan budaya manuskrip.
#SasanaBudayaBuleleng #LombaPrasi #DinasKebudayaanBuleleng
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/235140/lomba-melukis-diatas-daun-lontar