JAKARTA, KOMPAS.TV - Rencana MUI DKI Jakarta membentuk cyber army untuk melawan buzzer penyerang ulama dan Gubernur Anies Baswedan menuai pro dan kontra.
Tak sedikit yang menilai, pembentukan pasukan siber oleh MUI DKI Jakarta untuk melawan para pendengung/ berlebihan dan politis.
Di tengah pro dan kontra pembentukan tim cyber army oleh MUI DKI Jakarta, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria meminta semua pihak tidak mengaitkannya dengan politik praktis karena baik agenda Pilpres maupun Pilkada 2024 masih jauh.
Selain itu, menurut Riza setiap organisasi memiliki kewenangan sesuai AD-ART masing masing.
Baca Juga Kata Mahfud Soal Pernyataan Indonesia Bubar Jika MUI Lenyap dari Waketum MUI Anwar Abbas di https://www.kompas.tv/article/234657/kata-mahfud-soal-pernyataan-indonesia-bubar-jika-mui-lenyap-dari-waketum-mui-anwar-abbas
Ketua Mui DKI Jakarta, Munahar Muchtar menyatakan lembaganya mengusulkan pembentukan pasukan siber karena para pendengung selalu mencari kesalahan-kesalahan Anies Baswedan, padahal menurutnya Anies telah bekerja keras untuk warga ibukota.
Menyusul polemik yang terjadi, Ketua Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama DKI Jakarta, Samsul Ma'arif meminta Dewan Pertimbangan MUI memanggil Ketua MUI DKI Jakarta untuk memberikan klarifikasi.
Menurut Samsul, membuat tim siber untuk membela salah satu tokoh bukanlah tugas MUI.
Baca Juga Politikus PKS Dukung Cyber Army Bentukan MUI DKI di https://www.kompas.tv/article/234645/politikus-pks-dukung-cyber-army-bentukan-mui-dki
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/234732/bentuk-cyber-army-untuk-lawan-buzzer-penyerang-ulama-dan-anies-baswedan-tuai-pro-dan-kontra