FILIPINA, KOMPAS.TV - Aktivis mengadakan rapat umum di Manila untuk mengecam aliansi antara Sara Duterte, putri presiden Filipina Rodrigo Duterte, dan Ferdinand Marcos Jr., putra mendiang diktator Ferdinand Marcos yang mencalonkan pasangannya dalam pemilihan presiden tahun depan.
Lebih dari lima puluh pengunjuk rasa berdemonstrasi di luar kantor Komisi Hak Asasi Manusia dan meneriakkan slogan-slogan anti Marcos-Duterte.
Mereka melihat tandem Marcos-Duterte sebagai ancaman terbesar bagi aspirasi demokrasi rakyat Filipina.
"Kami tidak akan membiarkan rezim Duterte, rezim Marcos kembali berkuasa dalam pemilihan nasional 2022. Itulah mengapa kami berkumpul di sini hari ini untuk menentang keras apa yang terjadi saat ini, dan kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi sekali pun. Duterte dan Marcos kembali menjabat."ujar Jandiel Roperos, Calon Partai Pemuda
Diketahui Sara Duterte mundur minggu ini dari pencalonannya kembali sebagai walikota kota Davao selatan.
Setidaknya enam kandidat kunci telah menyatakan niat mereka untuk menggantikan Rodrigo Duterte, termasuk Wakil Presiden Leni Robredo, pemimpin oposisi yang mengalahkan Marcos Jr. dalam pemilihan wakil presiden 2016.
Dia telah mengkritiknya karena penolakannya untuk meminta maaf dan mengungkapkan penyesalan atas kediktatoran ayahnya.
Video Editor: Laurensius Galih
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/231910/pencalonan-putri-duterte-jadi-wakil-presiden-filipina-diwarnai-aksi-protes