Sore-Sore Berkah : Toleransi Antar Umat Beragama (Part 2)
Ada juga kisah lain, yakni saat Rasulullah SAW bersama para sahabatnya menangkap seorang kafir di Madinah bernama Tumama. Siapa Tumama ini? Tumama adalah seorang kafir yang sudah terkenal sangat sering membuat ulah atau membuat onar di kalangan kaum muslimin di Kota Madinah.
Sedangkan pada saat itu, kaum muslimin sudah berkuasa di Kota Madinah. Akhirnya, ditangkaplah Tumama oleh sahabat Rasulullah, diikatnya Tumama di tiang masjid. Lalu, dia mengatakan kepada Tumama, “Wahai Tumama, ditangkaplah kamu sekarang, tertangkaplah engkau sekarang.”
Rasulullah SAW datang dan berkata kepada Tumama, “Wahai Tumama, maukah Engkau kulepaskan?”
Apa jawaban Tumama?
“Oh Muhammad, kalau Kau mau lepaskan saya, lepaskan tanpa syarat, tapi kalau Kau tidak mau memaafkan saya, Kau mau bunuh saya, silakan karena saya memang pantas untuk dibunuh atas apa yang pernah saya lakukan kepadamu dan kepada keluargamu, serta para sahabatmu.”
Hari berikutnya, Rasulullah lewat lagi dan berkata kepada Tumama, “Oh Tumama, maukah aku lepaskan?”
Kata Tumama, “Oh Muhammad, masih jawabanku seperti kemarin, kalau Kau mau lepaskan, lepaskan tanpa syarat, kalau mau maafkan, maafkan tanpa syarat, tapi kalau Kau mau bunuh saya, silakan karena saya memang pantas untuk dibunuh atas apa yang pernah saya lakukan kepadamu dan kepada sahabatmu.”
Hari berikutnya, Rasulullah lewat lagi dan pertanyaan yang sama terlontar, “Wahai Tumama, maukah aku lepaskan?”
Kata Tumama, “Oh Muhammad, masih jawabanku seperti kemarin, kalau mau lepaskan, lepaskan saja tanpa syarat, kalau mau bunuh silakan saja, saya memang pantas untuk dibunuh.”
Apa kata Rasulullah?
Rasulullah tegas terhadap orang kafir. Orang kafir ditawan, namun demikian mereka tetap diberi makanan dan minuman serta fasilitas.
Di hari ketiga ketika Rasulullah bertemu Tumama dan menanyakan hal yang sama, Rasulullah berkata, “Lepaskan Tumama.”
Para sahabat heran, kenapa Rasulullah melepaskan Tumama? Padahal Tumama sudah tertawan, namun Rasulullah meminta agar dia dilepaskan.
Kemudian, apa yang terjadi? Tumama pulang dan mandi di sebuah sumur. Setelah itu, dia ke Masjid Nabawi dan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Rasulullah bertanya kenapa tidak dari kemarin Tumama masuk Islam?
Apa kata Tumama? “Oh Muhammad, kalau saya lepas kemarin, kalau saya masuk Islam kemarin, berarti saya masuk Islam ada maunya."
Tapi setelah 3 hari di sini, saya melihat akhlakmu, akhlak para sahabatmu dan seluruh orang-orang yang berada di masjid ini, mereka benar-benar menunjukan bahwa Islam adalah agama yang benar-benar menyejukkan hati dan saya bersedia untuk masuk Islam sekarang.
Rasulullah pulang dari Madinah, berkhotbah di hadapan para kaum kafir Quraisy dan mengatakan, “Sekarang saya kuasai Kota Makkah, adakah kalian yang dulu membunuh pamanku, yang dulu memboikot kaumku, yang dulu membuat sahabatku jatuh miskin sehingga meninggal dunia.”
Kalau dipikir secara logika, Rasulullah SAW berkuasa untuk menghancurkan mereka semua. Tapi apa yang terjadi, mereka menjawab, “Wahai Muhammad, Engkau orang baik, Engkau keturunan orang baik.”
Rasulullah mengatakan, “Pergi dari hadapanku, aku maafkan kalian semua.” Lihat, akhlak Rasulullah toleransi terhadap umat beragama yang lainnya.
Dari kisah Rasulullah SAW tersebut, ada pelajaran yang dapat diambil tentang bagaimana seorang muslim bersikap kepada yang bukan beragama muslim.
Karena meraka adalah sesama kita, sesama manusia. Seorang muslim adalah yang selamat saudaranya daripada lisan dan tangannya.
Memberikan keselamatan, baik kepada sesama muslim ataupun kepada sesama makhluk beragama yang lainnya, atau orang lain yang beragama lain, itulah makna tetap harus bertoleransi dan tetap berbuat baik terhadap mereka.
Jangan sampai salah bersikap kepada orang yang berbeda agama. Tegas bukan berarti mengabaikan sisi toleransi.