PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Di bangunan sederhana inilah Mahroji bersama keluarganya menghabiskan hari harinya dengan mengolah besi bekas. Bising suara pukulan palu dan bau arang sisa pembakaran besi seakan sudah menjadi makanan sehari hari baginya.



Warga Desa Cepiring Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal ini adalah salah satu pengrajin pandai besi yang masih tersisa di Kabupaten Kendal. Meski pesanan tidak seramai puluhan tahun lalu namun demi tradisi dan keluarganya dirinya memilih tetap bertahan.



Dengan menggunakan peralatan sederhana, per bekas mobil pun disulapnya menjadi berbagai alat pertanian yang biasa digunakan petani. Biasanya dalam sehari dirinya mampu memproduksi sekitar 45 alat pertanian seperti sabit dan golok.



Sabit dan golok tersebut dijual seharga Rp 25 ribu hingga Rp 28 ribu sesuai ukurannya. Alat pertanian karya Mahroji ini ternyata banyak diminati masyarakat dari berbagai daerah seperti Pekalongan, Batang, Kendal hingga Kota Solo dan Sragen.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/223001/di-era-modernisasi-tetap-semangat-jadi-pandai-besi