BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Aksi meminta uang kepada pengunjung di retail modern menjadi fenomena baru yang dihadapi Kota Banjarmasin.
Ironisnya mereka yang meminta masih berusia anak-anak di kota yang baru saja mendapat predikat 'kota layak anak'.
Baca Juga Belum Temukan Kasus Penularan Covid-19 Saat PTM di Sekolah, Disdik Banjarmasin Ingin Tambah Jam di https://www.kompas.tv/article/221002/belum-temukan-kasus-penularan-covid-19-saat-ptm-di-sekolah-disdik-banjarmasin-ingin-tambah-jam
kemunculan mereka ini pun membuat Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Banjarmasin prihatin.
Fenomena tersebut berpotensi adanya unsur eksploitasi anak yang diperas untuk menghasilkan uang oleh orangtuanya ataupun orang lain.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengakui kondisi tersebut sebagai imbas dari menurunnya jumlah badut di jalanan, setelah pihaknya melakukan penertiban dan pendekatan di lapangan.
namun dengan fenomena baru ini, masyarakat dan pemilik retail modern diharapkan bisa bekerjasama dalam memberikan pemahaman kepada sang anak.
Sebab dikhawatirkan dapat merusak generasi dengan mental meminta-minta.
Di samping itu Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Banjarmasin juga akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk memberikan bantuan sebagai solusi.
"Kepada masyarakat kami khawatir dengan memberi yang tidak bijak justru akan merasakan generasi muda kita dengan mental meminta-minta," ucap Iwan Fitriady.
Baca Juga Banjarmasin Ditarget Capai Herd Immunity Pada HKN 2021 di https://www.kompas.tv/article/221413/banjarmasin-ditarget-capai-herd-immunity-pada-hkn-2021
Tak hanya itu, masyarakat pun diminta untuk lebih bijak dalam memberi.
Meskipun niatnya untuk bersedekah, namun sepatutnya memikirkan mental si anak ketika sudah beranjak dewasa.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pun akan segera melakukan pemantauan dan melakukan tindak tegas kepada orangtuanya jika ada unsur eksploitasi terhadap anak.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/221448/fenomena-anak-jadi-badut-di-retail-modern-ironi-di-kota-yang-berpredikat-kota-layak-anak