KOMPAS.TV - Menteri Sosial Tri Rismaharini kembali menjadi buah bibir ketika beberapa waktu lalu marah kepada pendamping PKH di Gorontalo karena menemukan kesalahan data penerima.
Buntutnya, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gorontalo diberhentikan.
Wakil Ketua PKB mengingatkan jika saran yang baik disampaikan dengan marah-marah maka hasilnya akan negatif bahkan memunculkan ketersinggungan.
Baca Juga Wakil Ketua MPR: Wajar Gubernur Gorontalo Tersinggung dengan Marah-Marah Mensos Risma di https://www.kompas.tv/article/218695/wakil-ketua-mpr-wajar-gubernur-gorontalo-tersinggung-dengan-marah-marah-mensos-risma
"Sebagai koreksi itu wajar saja bila ada yang tersinggung. Toh, marah marah bukan tindakan bijaksana dari seorang pejabat negara," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie mengaku telah meminta maaf kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini soal kritiknya yang memarahi petugas pendamping program Keluarga Harapan di Gorontalo. Ia juga mengatakan Risma pun telah meminta maaf.
Wakil Sekjen PDI Perjuangan Arif Wibowo mengatakan, atas Risma sudah menyampaikan maaf atas kejadian tersebut.
Arif juga menyebut, Risma memang sosok yang spontanitas dan gayanya meledak-ledak, tetapi dibalik itu semua niat Risma tidak begitu.
"Tapi percayalah bu Risma orang yang tulus, niatnya tidak begitu, beliau pekerja keras." Ujar Arif.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyampaikan, tujuan Risam memang baik tapi dilakukan dengan cara yang kurang pas, dan hal itu yang menjadi persoalan.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/219127/gaya-marah-marah-mensos-risma-pengamat-tujuannya-baik-tapi-kurang-pas