KOMPAS.TV - Tak rela dengan anjloknya harga telur di pasaran, para peternak ayam protes dengan cara membagi-bagikan 5 ribu paket telur secara gratis kepada warga Blitar, Jawa Timur.

Aksi ini bahkan menimbulkan kerumunan di jalanan Kota Blitar. Menurut koordinator aksi, peternak bahkan mengalami kerugian puluhan juta rupiah per bulannya.

Tak cukup hanya dengan protes, paguyuban peternak rakyat Indonesia, PPRN bahkan melayangkan tuntuan 5,4 triliun rupiah kepada Presiden Joko Widodo ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta.

Paguyuban peternak menilai pemerintah tidak bisa memberikan perlindungan kepada peternak, hingga mengalami kerugian yang cukup besar.

Baca Juga Peternak Ayam Petelur Gugat Jokowi Dan Menteri Pertanian Rp 5,4 Triliun di https://www.kompas.tv/article/216725/peternak-ayam-petelur-gugat-jokowi-dan-menteri-pertanian-rp-5-4-triliun

Saat ini harga telur on farm atau saat dibeli di kandang berkisar antara 15 ribu hingga 19 ribu rupiah per kilogram.

Sementara itu, harga pokok produksi yang dikeluarkan peternak adalah 22 ribu rupiah per kilogram.

Sehingga, para peternak mengalami kerugian sekitar 7 ribu rupiah per kilogram.

Maka, tak heran jika peternak terancam gulung tikar akibat kerugian dari puluhan hingga miliaran rupiah per bulan, akibat rendahnya harga telur di pasaran.

Selain rendahnya harga telur di pasaran, peternak ayam petelur juga semakin terhimpit karena mahalnya harga pakan jagung.

Merespon hal ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun mengecek ketersediaan pakan jagung di dua pabrik pakan ternak.

Kini pemerintah mengklaim berupaya untuk menstabilkan harga telur di pasaran dan menjamin peternak tidak merugi hingga gulung tikar.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/216845/peternak-ayam-protes-dan-bagikan-5-000-telur-gratis-ke-warga