KOMPAS.TV - Pertama dalam sejarah, Unicorn e-commerce Bukalapak masuk ke bursa lewat penjualan saham perdana alias IPO.
PT Bukalapak.com (BUKA) telah mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai hari ini (6/8/2021).
Saham dengan kode emiten BUKA tercatat menguat 210 poin atau 24,71 persen ke level Rp1.060 per saham dari sebelumnya pada harga pembukaan di level Rp850 per saham.
Sementara itu, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menyebutkan bahwa Bukalapak menjadi perusahaan ke-28 yang melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini.
Ia menuturkan, BUKA menjadi perusahaan teknologi pertama yang melantai di Bursa Efek.
Bahkan, sebanyak 96.000 investor antusias mengikuti pelaksanaan IPO Bukalapak yang berstatus unicorn tersebut.
"Pencatatan saham ini telah menoreh sejarah, Perseroan merupakan unicorn pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia dan bahkan di Bursa kawasan Asia Tenggara. PT Bukalapak.com Tbk merupakan perusahaan tercatat yang mampu menarik minat investor paling banyak.Tercatat sekitar 96.000 investor berpartisipasi pada pelaksanaan Initial Public Offering Perseroan," ujar Inarno dalam Seremoni Virtual Pencatatan Perdana Saham BUKA, Jumat (6/8/2021).
Indonesia merupakan penghasil terbanyak berdirinya perusahaan rintisan (startup).
Maka tak heran, 27 perusahaan rintisan di Indonesia kini telah menyandang status centaur atau perusahaan yang memiliki valuasi 100 juta dollar AS.
Dengan adanya IPO Bukalapak ini, kata Inarno, BEI berharap dapat memberikan inspirasi bagi para pemilik dan manajemen perusahaan-perusahaan termasuk unicorn maupun centaur dan startup lainnya untuk terus memberikan karya terbaik bagi negeri ini.
Sebelum akhirnya e-commerce Bukalapak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), berdasarkan dokumen Laporan Keuangan Bukalapak tahun 2020 dikutip Sabtu (10/7/2021) pada 2018, Bukalapak mengalami kerugian sejumlah Rp 2,2 triliun.