KOMPAS.TV - Atlet peraih medali Olimpiade umumnya akan mendapatkan penghargaan sebagai bentuk apresiasi dan terima kasih dari negara.

Tak terkecuali di Indonesia, bonus bagi para atlet diberikan oleh pemerintah, klub terkait, sponsor, hingga pihak swasta.

Indonesia mulai memberikan penghargaan pada atletnya di ajang Olimpiade Seoul 1988.

Trio pemanah putri Indonesia berhasil membawa medali perak sekaligus medali pertama Indonesia di Olimpiade.

Saat itu, atlet Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani mendapatkan beragam penghargaan mulai dari uang tunai, rumah, tabungan, hingga diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Empat tahun kemudian, kontingen Indonesia berhasil membawa pulang medali emas dari cabang olahraga bulu tangkis di Olimpiade Barcelona 1992.

Prestasi tertinggi ini juga memunculkan penghargaan yang luar biasa bagi para atlet.

Ketua umum PBSI saat itu, Try Sutrisno, menerima bonus sebesar Rp2 miliar dari para pengusaha untuk dibagikan pada atlet peraih medali.

Peraih medali emas menerima Rp450 juta, peraih medali perak menerima Rp300 juta untuk tunggal, dan masing-masing Rp225 juta untuk ganda. Sementara peraih medali perunggu menerima Rp200 juta.

Apresiasi negara bagi atlet Olimpiade terus berlanjut, dan jumlah bonus pun meningkat dari ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Sejak Olimpiade Rio de Janeiro 2016, bonus yang diberikan meningkat 5 kali lipat dari bonus pada Olimpiade London 2012.

Peraih medali emas mendapat bonus senilai Rp5 miliar, Rp2 miliar untuk medali perak, dan Rp1 miliar untuk medali perunggu.

Sementara di Olimpiade Tokyo 2020, atlet-atlet Indonesia yang meraih medali akan menerima total bonus Rp15 miliar dari pemerintah.

www.kompas.tv/article/194993/berapa-bonus-yang-akan-didapatkan-atlet-indonesia-peraih-medali-di-olimpiade-tokyo-2020

(*)

Grafis: Arief Rahman