KOMPAS.TV - Siapa yang tak mengenal sate? Sajian berupa daging yang diiris-iris kecil dan ditusuk menggunakan tusuk kayu ini adalah makanan legendaris Nusantara.

Ciri khasnya terletak pada proses memasak dengan cara dibakar atau dipanggang dengan arang.

Sate adalah hidangan yang cukup populer di Asia. Tak hanya di Indonesia, sate juga bisa dijumpai di Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam dan masih banyak lagi.

Penyebaran sate dimulai dari daerah Jawa yang menyebar hingga ke seluruh Nusantara sehingga menghasilkan berbagai macam jenis sate.

Pada akhir abad ke-19, sate telah menyeberangi Selat Malaka menuju Malaysia, Singapura, dan Thailand yang dibawa oleh para perantau dari Jawa dan Madura yang mulai berdagang sate di negeri tersebut.

Menurut pakar kuliner dari Universitas Gadjah Mada pada 2018, ada setidaknya memiliki 252 jenis sate yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

"Ada 252 ragam sate dengan 175 ragam sate bisa ditelusuri asal-usulnya dan 77 ragam sate tidak bisa ditelusuri asal usulnya," jelas pakar kuliner UGM, Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito, seperti dikutip dari laman resmi UGM.

Wilayah Indonesia yang memiliki ragam kuliner sate paling banyak adalah Yogyakarta dengan 21 jenis sate.

Posisi selanjutnya ditempati Semarang yang memiliki 12 ragam sate, diikuti Bali dan Pekalongan yang masing-masing terdapat 11 ragam sate.

Bahan utama sate sendiri bermacam-macam. Menurut Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan UGM tersebut, yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sate adalah daging sapi (48,05 persen), daging ayam (37,66 persen) dan daging kambing (20,77 persen).

Terdapat berbagai jenis sate di Indonesia dengan ciri khas dan resep tersendiri, seperti Sate Madura, Sate Padang, Sate Lilit dari Bali, Sate Klathak dari Yogyakarta, dan masih banyak lagi.

Pada tahun 2017, sate khas Indonesia juga sempat bertengger di peringkat 14 dalam Daftar 50 Makanan Terenak di Dunia versi CNN.(*)

Grafis: Arief Rahman