JAKARTA, KOMPAS.TV Pungutan liar dan pemalakan di pelabuhan Tanjung Priok sudah menjadi persoalan yang dikeluhkan para sopir kontainer sejak dulu.
Menurut pengakuan salah seorang sopir kontainer, Ade yang diwawancarai Kompas TV, pungutan liar tersebut sering terjadi pada malam hari.
"Saya ngalamin juga, saya pernah diambil paksa, naik pintu sini ambil uang uang jalan, dompet juga diambil. Waktu itu uang jalan buat ke Cilegon, berkisar 1,5 juta lah", ungkap Ade kepada Kompas TV (11/6).
Tak hanya itu, pelaku juga bahkan tak segan-segan melakukan penodongan dengan menggunakan senjata tajam, jika uang yang diminta tidak diberikan.
"Biasanya kalau dia minta langsung dikasih nggak (ditodong senjata tajam), karena dia itu berkomplot. Biasanya kasih anak kecil, kalau anak kecil itu disepelin sama supir berani, baru datang yang komplotan gede-gedenya, bawa pisau, parang, dan sebagainya", pungkas Ade saat diwawancara Kompas TV (11/6/2021).
Ade berharap, pemerintah dapat membereskan aksi pungutan liar yang terjadi di sekitar pelabuhan Tanjung Priok tersebut.
Sebelumnya, usai mendengarkan curhatan dari para sopir truk kontainer, Presiden Jokowi langsung menelepon Kapolri untuk membereskan pungutan liar tersebut (10/6).
Setelah itu, sebanyak 49 tersangka pungli di Pelabuhan Tanjung Priok ditangkap oleh polisi.