KUDUS, KOMPAS.TV - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah kembali dinyatakan masuk zona merah, akibat penyebaran covid-19, pasca lebaran tahun ini.
Setidaknya 42 desa yang terkena lonjakan terparah.
Beberapa rumah sakit penuh, dan hampir 2 ratus tenaga kesehatan ikut terpapar.
Bagaimana menangani lonjakan kasus di Kudus?
Kami bahas bersama, Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19, Alexander Ginting, Virolog UGM, Mohammad Saifudin Hakim dan Ahli Epidemiologi UNAIR, Windhu Purnomo.
Kenaikan drastis kasus positif virus corona membuat kapasitas beberapa rumah sakit rujukan, penuh.
Belum lagi ada hampir 200 tenaga kesehatan yang terpapar covid-19.
Calon pasien pun harus mengantri berjam-jam, baik di ambulans maupun di lobi rumah sakit, untuk mendapat perawatan.
Seperti di RSUD Lukmono Hadi Kudus, bahkan ada pasien dengan keluhan batuk dan sesak napas belum mendapat perawatan, walau sudah menunggu sejak pagi.
Mengetahui kondisi ini, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun meminta rumah sakit di Semarang, untuk membantu penanganan kasus covid-19 di Kudus dan berencana akan mendirikan rumah sakit darurat.
Pasca-libur lebaran, data Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus menyebut, angka kematian pasien covid-19 meningkat hingga dua persen per hari.
Setidaknya ada 42 desa di Kabupaten Kudus yang diawasi ketat, oleh Pemkab setempat.