JAKARTA, KOMPAS.TV - 2024 masih 3 tahun lagi namun utak-atik capres-cawapres sudah mengemuka.
Yang terhangat, Gerindra masih ingin mengusung sang ketua umum, Prabowo Subianto.
Yang menarik, Gerindra mengisyaratkan akan berkoalisi dengan PDIP di pilpres 2024 nanti.
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menyatakan ada kemungkinan yang besar untuk berkoalisi dengan PDIP di pilpres 2024.
Hubungan yang baik antara Prabowo Subianto dan ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri adalah faktor kuat yang akan mewujudkan koalisi ini.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari menilai jika nanti Gerindra-PDIP berkoalisi di pilpres 2024 dan keduanya mengusung Prabowo dan Ketua DPR Puan Maharani, maka kemungkinan lawannya adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dalam beberapa hasil survei capres 2024, nama Prabowo Subianto memang masih berada di papan atas.
Seperti di survei litbang kompas pada pertengan April lalu, Prabowo berada di peringkat dua itu pun karena ada nama Joko Widodo yang sudah tidak bisa mencalonkan lagi di 2024.
Prabowo dengan 16,4 persen suara unggul dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Lalu di survei charta politika pada akhir Maret lalu, Prabowo ada di urutan pertama dengan 19,6 persen.
Disusul Ganjar Pranowo dengan 16 persen lalu Anies Baswedan 12,6 persen. Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil masuk 5 besar.
Kemudian di survei SMRC pada awal Maret lalu, Prabowo berada di urutan kedua setelah Joko Widodo yang sudah tidak bisa mencalonkan lagi.
Prabowo dengan suara 13,4 persen, unggul dari Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di urutan 3 dan 4.
Isyarat dimajukannya Prabowo-Puan Maharani di pilpres 2024 tak lama setelah muncul sindiran Puan Maharani terhadap pemimpin yang seharusnya di lapangan dan bukan di medsos serta tidak diundangnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di acara PDIP di Semarang.