BATANG, KOMPAS.TV - Hari jadi ke-55 Kabupaten Batang dan sebagai tanda melestarikan budaya leluhur, pemkab tetap melaksanakan prosesi adat namun sangat sederhana dan tidak berkerumun.
Di tengah pandemi Covid-19, semua pembawa pusaka tetap mempraktikkan protokol kesehatan dan mengenakan masker. Pelaksanaan tradisi ini dilakukan sesederhana mungkin tanpa melibatkan masyarakat, sehingga tidak menimbulkan kerumunan massa.
Para sesepuh adat yang berjumlah tujuh orang, mengirab tombak pusaka kyai abirawa beserta keris piyandel adipati pertama, payung sungsung tunggul naga dan tiga tombak pengiring.
Kirab budaya dengan mengelilingi kompleks kantor bupati Kabupaten Batang. Padahal sebelum pandemi Covid-19, kirab budaya dilakukan dengan berkeliling Kota disaksikan ribuan warga.
Tamu undangan pun dibatasi hanya kepala OPD dan para sesepuh adat di Batang.
Bupati Batang wihaji mengatakan kirab dilakukan agar uri-uri budaya leluhur tetap terjaga. Meskipun masa pandemi Covid-19, kirab budaya ini juga sebagai doa agar tahun-tahun kedepan Batang lebih maju.
Kirab diakhiri dengan doa tolak bala atau penangkal bencana dalam bentuk macapat tembang tradisional jawa. Tujuannya supaya segala wabah dan penyakit sirna dari bumi Kabupaten Batang.