JAKARTA, KOMPAS.TV Pemuda asal Klaten Afidha Fajar telah 7 tahun menjalani bisnis jam tangan kayu.
Bersama belasan karyawannya ia melayani pesanan pembeli lewat media sosial.
Bahkan di masa pandemi pesanannya melonjak mencapai 1000 buah jam per bulan.
Karya buatannya pernah meraih prestasi dalam lomba IGDS atau Indonesia Good Design Selection di Kementerian Perindustrian.
Afidha yang pernah menjadi guru honorer bahasa inggris kini sukses menjalani bisnis ini lewat autodidak.
Semua jam tangan kayu buatannya diproduksi di dukuh Lemahmiring, desa Paseban, Klaten, Jawa Tengah.
Bahan utama yang digunakan berasal dari limbah kayu sonokeling dan kayu maple.
Jam tangan buatan Afidha telah merambah pasar Asia Tenggara, Afrika Selatan, hingga Eropa, baik melalui ekspor ataupun pembelian langsung oleh pelanggan dari luar negeri.
Harga yang dibanderol untuk satu buah jam tangan antara Rp 300 ribu ruiah sampai Rp 2,5 juta.
Video Editor: Agung