KOMPAS.TV - Program vaksinasi yang berjalan sejak Januari 202 diklaim dua pejabat menurunkan penularan covid-19.
Sementara menurut Data Satgas Covid-19, kasus covid-19 di hari Selasa, justru bertambah 8.000 kasus.
Sudah hampir satu bulan program vaksinasi covid-19 di Indonesia dijalankan dimulai dari Presiden Joko Widodo, diteruskan ke tenaga kesehatan.
Ada 14 juta dosis vaksin sinovac yang sudah, sedang dan akan disuntikkan ke tubuh para tenaga kesehatan yang muda maupun lansia.
Dan belum satu bulan ini, sudah ada klaim dari pemerintah, bahwa vaksin yang telah disuntikkan kepada para tenaga kesehatan telah menurunkan angka penularan covid-19.
Adalah Menteri BUMN Erick Thohir yang mengklaim demikian. Kata Menteri Erick, pasca vaksinasi, angka penularan rata rata di satu provinsi hanya tinggal 15 persen dibanding sebelum vaksinasi .
Seperti menyambut klaim Erick, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, juga menyatakan hal yang sama.
Tapi dari data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, serta data tanggap covid-19 Jawa Tengah pada 1 Februari hingga 9 Februari saja, masih ada fluktuasi kenaikan jumlah kasus harian.
Ini tanda pemerintah mesti bekerja lebih giat, menyosialisasikan dan melaksanakan penelusuran, pengetesan dan perawatan.
Serta mendisiplinkan masyarakat supaya memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan dengan sabun.
Lantas, apakah vaksinasi dan PPKM Mikro ini efektif tekan penyebaran covid-19? Simak penjelasan epidemiolog dari Universitas Airlangga, Windu Purnomo berikut ini.