JAKARTA, KOMPAS.TV Ketum Demokrat AHY mengaku telah bersurat ke Presiden Joko Widodo dalam rangka meminta klarifikasi terkait isu kudeta Partai Demokrat yang dilakoni orang dalam lingkaran Presiden.
Usai memberikan konferensi pers terkait hal itu, tudingan AHY dijawab oleh Kepala Staf Presiden Moeldoko.
Moeldoko meminta hal tersebut tak perlu bawa-bawa nama Jokowi, karena orang yang ditemui kader Demokrat adalah dirinya.
Menjawab hal ini, Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan Demokrat tetap menunggu respons dari Presiden Jokowi.
"Oleh karena itu Ketua Umum (AHY) berkirim surat kepada Presiden Jadi bukan menuduh presiden tetapi berkirim surat kepada Presiden bahwa ada pejabat di lingkaran Presiden Jokowi yang tentu ini sudah menyampaikan secara eksplisit kepada kader-kader yang diundang kepada para pimpinan baik di DPP, DPD maupun DPC diundang dan menyatakan bahwa berniat untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat."ungkap Herman saat diwawancara di kompleks Parlemen, Rabu (3/02/2021).
Dan secara eksplisit disebutkan pertemuan tersebut digadang-gadang untuk kendaraan calon presiden 2024.
Lebih lanjut Herman menjelaskan dengan asas praduga tak bersalah maka dikirimkan surat kepada Presiden.
"bahkan disampaikan dalam pertemuan-pertemuan itu atas kesaksian kader DPP DPD dan DPC tersebut bahwasanya sudah didukung oleh para pejabat tinggi dan kementerian lainnya. Sehingga presiden bisa memanggil mereka dan memberi konfirmasi itu yang kami tunggu."ungkap Herman pada media.
Video Editor: Anthony Christanto