SUKABUMIUPDATE.com - Bencana pergerakan tanah yang melanda Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi memaksa warga mengungsi dan berdampak kepada bangunan. Rumah-rumah yang berdiri di atas tanah bergerak itu rusak, lantai belah serta dinding retak.
Bahkan beberapa rumah sudah terpaksa dirobohkan karena kondisi yang membahayakan. "6 Rumah sudah dirobohkan karena kondisi yang memang sudah tidak layak huni dan membahayakan," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Anita Mulyani.
Anita menyatakan, penghuni dari rumah yang dirobohkan itu kini tinggal di rumah keluarga terdekatnya. Untuk selanjutnya, BPBD masih menunggu kajian dari badan geologi apakah layak tempat itu dibangun kembali rumah atau dipindahkan. Untuk pembangun kembali rumah yang dirobohkan itu, Anita menyatakan ada yang mandiri ada yang dibantu oleh relawan dan ada juga yang dibantu oleh pemerintah.
"Sampai saat ini masih menunggu kajian dan langkah yg harus diambil untuk masyarakat yang terdampak," jelasnya.
Menurut dia, Pada hari Selasa (26/1/2021) dirinya meninjau kembali lokasi pergerakan tanah itu. Anita menyatakan, pergerakan tanah berdampak kepada ratusan jiwa di kampung tersebut. "Tercatat 37 KK dengan jumlah 114 Jiwa terdampak. Pada malam hari warga masyarakat mengungsi ke rumah kerabat terdekat dan ke SD Ciherang yg masih dianggap relatif aman," jelasnya.
BPBD terus memonitor pergerakan tanah sambil Terus mengambil langkah, koordinasi dengan pihak pusat dan provinsi serta pemerintah daerah untuk menyelesaikan bencana ini. "Kesabaran, ketawakalan dan kerja sama semua pihak dalam bencana ini tentunya sangat dibutuhkan," jelasnya.