JAKARTA, KOMPAS.TV - BMKG di Sulawesi Selatan, mendeteksi getaran yang disebabkan gelombang kejut peristiwa itu, berkekuatan 1,9 magnitudo.
Pada 20 September 2020 lalu, dentuman misterius juga terdengar di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Di saat yang sama, detektor petir milik BMKG mencatat aktifitas petir, di sekitar Gunung Salak Bogor Jawa Barat.
Pada 21 dan 22 Mei 2020, dentuman misterius juga terdengar di Bandung Jawa Barat.
Saat itu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN, mengeluarkan laporan dugaan fenomena Skyquake, atau gempa langit yang dapat dipicu berbagai faktor.
Dentuman misterius di Buleleng Bali, saat ini belum dapat dipastikan pemicu, termasuk wujudnya.
Berdasarkan keterangan warga dan deteksi seismograf BMKG, Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin menduga pemicu dentuman di Buleleng, sebagai asteroid yang bergerak menembus atmosfer.
Jika benar dentuman Buleleng dipicu asteroid, lapan memperkirakan ukurannya lebih kecil dari peristiwa asteroid di Bone Sulawesi Selatan.
Analisis lebih lengkap para ilmuwan dari berbagai lembaga, masih dibutuhkan untuk mengungkap penyebab pasti dentuman di Buleleng Bali.