BEKASI, KOMPAS.TV - Kontroversi proyek toilet sekolah senilai ratusan juta rupiah, masih ramai jadi perbincangan di masyarakat.
Setelah sidak pembangunan toilet di salah satu sekolah dasar, Bupati Bekasi mengklaim proses pengerjaan sudah sesuai aturan.
Bupati Bekasi langsung sidak ke salah satu pembangunan toilet, yang mematok nilai 196 hingga 198 juta rupiah.
Bupati Bekasi berdalih pembangunan toilet dalam rangka mendukung pencegahan penyebaran Covid-19.
Selain meninjau kondisi toilet, Bupati Bekasi juga melihat spesifikasi proyek, yang belakangan menjadi kontroversial, karena jumlahnya terlalu mahal.
Tingginya anggaran yang digunakan dalam proses pengerjaan, memicu dugaan korupsi. Namun, bupati mengklaim pembangunan sudah sesuai aturan yang berlaku.
Lebih rinci, Kabid Bangunan Negara PUPR Kabupaten Bekasi menyebut, harga 198 juta rupiah dalam satu toilet, dinilai sudah sesuai standar spesifikasi.
Harga itu bahkan mengklaim di bawah harga satuan kabupaten bekasi, yang per meter persegi tanpa tingkat adalah 5.800.000 rupiah. Sementara toilet itu, adalah 4.200.000 rupiah.
Selain membangun toilet, harga itu juga mendapatkan beberapa komponen, di antaranya 5 tempat cuci tangan, dua wastafel serta, dua penampung air.
Sebelumnya, viral di media sosial terkait nominal yang dipatok untuk membangun sejumlah toilet di sekolah dasar dan smp, kabupaten bekasi, dinilai terlalu mahal. Nominal itu memicu kontroversi di masyarakat.
Pemerintah daerah Kabupaten Bekasi membangun 488 toilet, dengan total anggaran 98 miliar, di sejumlah sekolah dasar dan smp.
Masing-masing proyek memakan 196 hingga198 juta rupiah untuk satu toilet.