WASHINGTON - Badai besar di atas Matahari melepaskan suar matahari terbesar dalam lebih dari tiga tahun pada hari Minggu, yaitu No. 29.
Astronom Tony Phillips melaporkan di Spaceweather.com bahwa matahari mengalami ledakan besar yang dikenal sebagai lontaran massa koronal di belakang anggota badan matahari tenggara pada hari Minggu. Ini diklasifikasikan sebagai suar kelas-M oleh National Oceanic and Atmospheric Administration, yang merupakan ledakan berukuran sedang. Meskipun suar tidak diarahkan ke Bumi, dan sebagian dikalahkan oleh Matahari, hal itu menyebabkan pemadaman radio di Atlantik Selatan.
Namun, suar di hari Minggu itu hanyalah bagian dari awal siklus matahari baru, yang disebut the solar minimum atau matahari minimum, dan para ilmuwan memperkirakan periode peningkatan aktivitas dan bintik matahari yang eksplosif hingga matahari mencapai maksimum sekitar pertengahan 2025.
Suar kelas-X yang lebih ganas yang diarahkan ke Bumi dapat menyebabkan fluktuasi jaringan listrik serta pemadaman radio frekuensi tinggi dan masalah navigasi di bagian Bumi yang diterangi matahari. Manusia sekarang lebih rentan terhadap suar matahari karena masyarakat kita yang semakin digital dan ketergantungan pada komunikasi berbasis satelit.
Menurut NASA, suar matahari terjadi ketika energi magnet yang terbentuk di atmosfer matahari dilepaskan secara tiba-tiba.
Mereka memengaruhi segala sesuatu di spektrum elektromagnetik, dari gelombang radio hingga sinar-X. Energi yang dilepaskan setara dengan jutaan bom nuklir 100 megaton yang meledak pada saat bersamaan.