BANTUL, KOMPAS.TV - Inilah keseharian Nugroho Sigit Riyadi yang tengah membuat pushbike berbahan dasar kayu di rumahnya di dusun Karangturi, desa Baturetno, kecamatan Banguntapan, kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Nugroho yang sebelumnya merupakan karyawan pabrik, berinovasi dan memutar otak karena perusahaan tempatnya bekerja menerapkan pemotongan waktu kerja, terkait pandemi virus corona.
Karena memiliki banyak waktu luang, Nugroho mencoba membuat sebuah mainan sepeda berbahan kayu untuk anaknya.
Setelah berhasil dan pushbike buatannya dibuat bermain oleh sang anak, karyanya tersebut ternyata memiliki respon positif di masyarakat. Semenjak itu, kini Nugroho memiliki banyak orderan untuk membuat pushbike dari kayu.
Dengan belajar secara otodidak, Nugroho berhasil membuat 2 jenis pushbike dengan ukuran 30 centimeter dan 40 centimeter, dengan tinggi 50 centimeter. Model pushbike produksinya pun tak kalah menarik dengan pushbike pabrikan.
Harga yang dibanderol pun relatif lebih murah, mulai dari Rp 200.000,- hingga Rp 400.000,-, tergantung ukurannya.
Penjualannya pun sudah sampai di berbagai daerah di Indonesia seperti Sulawesi, Aceh, Kalimantan, dan beberapa kota besar di pulau Jawa.
Hasil penjualanya pushbike Nugroho berhasil menopang ekonomi keluarganya selama pandemi virus corona.
Hingga saat ini, Nugroho berhasil menjual sekitar 50 sampai 70 sepeda per bulan. Dalam sehari, Nugroho bisa memproduksi 2 hingga unit sepeda kayu.